Asal Template

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger


Kamis, 29 Januari 2009

Sains

Lubang Hitam di Galaksi Tetangga

SEBUAH lubang hitam (black hole) terdeteksi di galaksi yang dekat dari Galaksi Bimasakti. Lubang hitam tersebut mungkin kembaran lubang hitam yang ada di galaksi tempat tata surya kita berada.

Galaksi yang disebut NGC 253 merupakan salah satu galaksi spiral yang mengandung banyak sekali bintang dan debu angkasa yang pekat. Karena letaknya di konstelasi Sculptor, galaksi tersebut juga disebut Galaksi Sculptor. Galaksi tersebut juga disebut galaksi starbust karena banyaknya bintang yang terbentuk di dalamnya.

Para astronom dari Instituto de Astrofisica de Canaries di Spanyol berhasil merekam dengan detik galaksi tersebut menggunakan instrumen optik adaptif di teleskop raksasa VLT (very large telescope) milik ESO (European Southern Observatory) yang ada di Gurun Atacama, Chili. Peralatan tersebut dilengkapi dengan instrumen optik dan cermin yang mengatasi efek blur akibat pembiasan di atmosfer sehingga kemampuan teleskop terestrial ini setara dengan teleskop ruang angkasa.

"Pengamatan kami menghasilkan rincian gambar yang jauh lebih jelas," ujar Juan Antonio Fernandez-Ontiveros. Dari gambar tersebut, para astronom menemukan 37 daerah cemerlang yang berada di satu kawasan sempit di pusat galaksi.

Bintang-bintang yang sangat rapat itu berkumpul di satu daerah yang hanya mewakili satu persen besar galaksi. Di kawasan tersebut mungkin terdapat pusat kelahiran bintang yang terbentuk di gumpalan debu yang sangat pekat.

Selain itu, hasil pemantauan yang dikombinasikan dengan pengukuran gelombang maupun citra teleskop ruang angkasa Hubble menunjukkan adanya aktivitas gelombang radio yang sangat tinggi di kawasan tersebut. Para peneliti yakin di pusat galaksi ini terdapat sumber pancaran gelombang radio seperti Sagittarius A di dekat pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan tempat terbentuknya lubang hitam.

"Kami mungkin menemukan kembaran pusat galaksi kita," ujar Almudena Prieto. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Academy Society Letters edisi teranyar.

Lubang hitam merupakan misteri alam yang diperkirakan terbentuk dari bintang sangat besar yang telah mati karena menghabiskan seluruh energinya. Saat pusatnya tak menghasilkan dorongan ke luar, dinding bintang malah runtuh dan menarik obyek-obyek di sekitarnya. Kekuatan gravitasi lubang hitam sangat besar bahkan menarik cahaya ke dalam. Lubang hitam gelap gulita dan hanya terdeteksi dari aktivitas gelombang radio dan obyek-obyek yang terlihat mengelilinginya.

Berdasarkan data NASA, galaksi NGC 253 berada pada jarak sekitar 13 juta tahun cahaya dari Bumi (bukan 11 tahun cahaya seperti tertulis sebelumnya). Galaksi yang menonjol di konstelasi Sculptor ini memiliki lebar bentangan 70.000 tahun cahaya. 1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer.

Read More......

Senin, 26 Januari 2009

Alam

Jangan Lihat Gerhana Pakai Mata Telanjang
Minggu, 25 Januari 2009 | 23:43 WIB

JAKARTA,SENIN - Fenomena gerhana matahari cincin yang akan terjadi Senin (26/1) sore merupakan kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Apalagi ini hanya dapat dilihat dari daratan Indonesia. Sayangnya, untuk melihatnya disarankan tidak menggunakan mata telanjang karena bisa mengakibatkan kebutaan.

"Mata kita meskipun mempunyai pelindung terhadap cahaya yang menyilaukan seperti gerhana. Tetapi, jika dipaksakan bisa menyebabkan kebutaan," ujar pakar astronomi dari Institut Teknologi Bandung Moedji Raharto ketika dihubungi Kompas.com di Jakarta, Minggu (25/1).

Namun bagi yang ingin tetap melihatnya, bisa menggunakan alat sederhana atau bahkan bantaun alam. Beberapa cara layak dicoba seperti menggunakan lapisan film atau pergerakan awan yang melewati arah pandang gerhana matahari.

Dikatakan Moedji, pergerakan awan yang bisa kita manfaatkan untuk melihat gerhana adalah ketika ada awan yang melintas tepat di gerhana matahari. Saat itu, awan menjadi filter berkas cahaya yang berbahaya jika diterima mata. "Meskipun begitu, kita tidak boleh melihat terus menerus. Beberapa detik harus beristirahat," tambah Moedji.

Selain itu, beberapa alat juga dapat digunakan yakni, cd, film negatif yang telah terbakar ketika dicuci. Namun, tentunya paling aman adalah melihat dengan kaca mata khusus yang dijual di toko alat-alat astronomi atau teleskop yang sesuai dengan standar atau khusus untuk melihat fenomena gerhana.

Bahkan memotret gerhana dengan kamera pun berbahaya. Selain bisa merusak mata, sensor cahaya pada kamera juga bisa rusak fatal. Bagian depan kamera tetap harus diberi filter terhadap cahaya Matahari.

Lewat fenomena gerhana, lanjut Moedji, masyarakat diharapkan tidak hanya melihat sebagai sebuah peristiwa saja. Perenungan terhadap matahari dan bumi sebagai benda alam yang sangat berkaitan dengan kehidupan bumi justru sangat penting. Masyarakat bisa memahami pentingnya menjaga kelestarian bumi lewat bantuan matahari sehingga tidak menjadi petaka.

"Matahari sebagai energi dan kebutuhan bagi bumi, juga bisa memberikan dampak yang negatif jika kondisi bumi dirusak," ungkap Moedji.

Read More......

Pesan

Generasi Muda Jangan Takut Bermimpi
MALANG - Putri Indonesia 2007 Putri Raemawasti kemarin berbagi kiat agar generasi muda Indonesia tetap memiliki semangat untuk maju. Kuncinya, menurut dia, harus mampu bertahan hidup. Baik dalam mengejar cita-cita, menghadapi persaingan, maupun dalam dunia kerja.

Sebab, kata Putri, hidup tidak hanya cukup dengan melewati proses lahir, besar, menikah, memiliki keturunan, dan kemudian mati. Sebaliknya, hidup harus bermakna dan memberikan nilai lebih pada masyarakat banyak. "Karena itu, semua harus mampu bertahan hidup. Caranya dengan berjuang," ucap Putri, di sela-sela pembukaan Wisnuadjiphotography Cabang Malang, kemarin.

Untuk berjuang, lanjut Putri, tentu harus memiliki modal cukup. Karena dibesarkan di negeri Indonesia yang sarat dengan ragam budaya dan suku, maka generasi muda harus memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Akan lebih baik jika bisa menguasai atau minimal mengenal dengan baik. Yang tak kalah penting adalah penanaman nilai moral sejak kecil. "Jika memiliki nilai-nilai itu, dalam kondisi apapun seseorang tidak akan kehilangan kontrol dan jati diri," beber gadis berusia 22 tahun itu.

Apalagi dalam era globalisasi seperti ini arus informasi dan budaya barat tidak terbendung. Tanpa kontrol dan filter yang bagus, seseorang bisa terseret dalam pergaulan yang salah. "Saya contohnya, setelah memutuskan hidup di Jakarta baru merasakan persaingan begitu hebat. Saya harus berjuang keras karena di sana tidak mengenal belas kasihan," jelas presenter salah satu TV swasta tersebut.

Dalam kondisi seperti itu, kata Putri, semua bekal yang diperolehnya di bangku sekolah, lingkungan asal, dan hasil didikan orang tua sangat bermanfaat. "Membentuk kepribadian tidak bisa instan. Sekolah kepribadian saja tidak cukup, tapi harus memiliki bekal dasar sejak kecil," ungkap sulung tiga bersaudara itu.

Yang tak kalah penting adalah membangun mimpi sejak kecil. Mimpi dalam hal ini adalah cita-cita saat besar nanti. Sehingga dalam hidup para generasi muda memiliki sebuah alasan untuk mengejar keinginan seperti yang diimpikan. "Saya merasa apa yang saya jalani sekarang adalah mimpi masa kecil. Karena itu, jangan takut untuk bermimpi," tandasnya.

Sementara itu, owner wisnuadjiphotography Wisnu Adji mengatakan, cabang Malang adalah ekspansi perdana yang dilakukannya. Sebelumnya bisnis ini berkembang sejak tahun 2001 di Surabaya. "Sebenarnya di Jakarta ada, tapi hanya kantor biasa. Ke depan akan lebih banyak dikenalkan, salah satunya penjajagan ke Balikpapan," kata Wisnu. (nen/ziz)

Read More......

Selasa, 20 Januari 2009

Numpang Nampang

Merah Putih di Kutub Selatan
Hebat juga pangeran ini. Pangeran Albert II mencatatkan diri sebagai pejabat kepala negara yang komplet menyambangi lima benua, Kutub Utara, dan Kutub Selatan. Dalam foto, sang pangeran mencapai Kutub Selatan pada Rabu (14/1) lalu. Dia mencapai titik Kutub Utara dengan kereta ditarik anjing, dan Kutub Selatan dengan ski. Dengan berdingin-dingin ini, dia ingin mengajak orang peduli pada perubahan iklim. Tak lupa identitas negaranya, Monako, di Kutub Selatan sang pangeran mengibarkan bendera merah putih. Lumayan, Indonesia bolehlah numpang bangga. (roy)

Read More......

Senin, 19 Januari 2009

Sains

Dinding Kuno Arsitektur Islam Terbuat dari Bubuk Tulang

GRANADA, MINGGU — Baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan tungku batu bata abad ke-14 yang ternyata dipakai untuk memanggang tulang belulang binatang untuk tujuan tertentu. Uniknya, tulang belulang yang telah dibakar itu dipakai sebagai campuran bahan bangunan.

Setelah dipanggang, tulang-tulang tersebut kemudian dibuat menjadi bubuk yang akan dicampur dengan bahan material lainnya. Campuran inilah yang dipakai untuk melapisi dinding bangunan yang dibuat masa itu.

Lapisan yang sangat kuat tersebut banyak ditemui pada bangunan abad pertengahan berarsitektur Islam yang dibangun di daerah yang kini disebut Granada, Spanyol. Lapisan pelindung dinding penuh ornamen dekoratif yang biasa disebut patina itu menutupi bagian luar bangunan-bangunan yang dibangun peradaban kuno.

Sang pembuat tampaknya memahami ilmu kimia. Dia kerap mencampur bahan baku bangunan dengan kapur atau gips, kuarsa, atau mineral tanah liat. Untuk pewarnaan, peracik menambahkan oksida besi dan hidroksida. Menurut catatan penelitian, bahan baku bangunan tersebut berasal dari susu, kulit telur, minyak, lilin, bahkan darah dan air seni. Studi terbaru mengaitkan tujuan tungku dengan patina di dinding.

"Ini laporan pertama mengenai tulang yang dibakar di patina yang terdapat di monumen Muslim, dan juga artefak arkeologi—kompor dan material mentah—yang digunakan untuk menghasilkanya," ujar Carolina Cardell, salah satu tim peneliti di Universitas Granada.

Dengan menggunakan metode baru untuk mengidentifikas komponen artefak bersejarah, tim peneliti menemukan hidroksi apatit, komponen utama pada zat warna tulang dan tulang binatang, pada patina dinding abad pertengahan di Granada. Uji coba yang digunakan murah dan tidak berpotensi merusak artefak bersejarah. Penemuan tersebut akan dirinci minggu ini di jurnal Analytical Chemistry.

Sebelumnya, bubuk yang terbuat dari tulang yang dibakar telah diidentifikasi pada patina yang digunakan di monumen Kristiani abad pertengahan, Greco-Latin, dan Celtic. "Tetapi sepanjang pengetahuan kami belum pernah ditemukan di konstruksi Medieval Moorish," ujar seorang peneliti.

Read More......

Senin, 12 Januari 2009

Launching SMPN 1 Sebagai RSBI

Pada tanggal 12 Januari 2009 diadakan sarasehan dalam rangka Launching SMPN 1 Batu sebaga Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Sebagai pembicara dalam sarasehan tsb. adalah Bpk.Asisten I Walikota Batu (Bpk. Ir. H.Mariyadi),Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu (Ibu Dra. Mistin,M.Pd), Ketua Komisi C DPRD Kota Batu (Bpk. Juhaimi,ST)dan Kepala SMPN 1 Batu (Bpk. Barokah Santoso, M.Ed). Sarasehan ini dihadiri oleh Seluruh Kepala Sekolah SD,SMP,SMA dan SMK sekota Batu, Muspika serta pejabat terkait termasuk Dewan Pendidikan Kota Batu. Acara dimulai pk.09.00 dan berakhir pk.12.00 berlangsung dengan baik dan menarik.




Read More......

Jumat, 09 Januari 2009

Space-News

Debu Intan Buktikan Komet Hantam Bumi 12.900 Tahun Silam

WASHINGTON, JUMAT - Tanah yang kaya dengan intan yang ditemukan di Amerika Utara mengukuhkan teori bahwa berbagai meteor yang jatuh menyebabkan kepunahan hewan raksasa purba dan satwa lainnya, demikian menurut pengkajian yang disiarkan jurnal Science.

"Berbagai penemuan ini memberikan bukti kuat bagi peristiwa kosmik pada sekitar 12.900 tahun silam yang menimbulkan dampak luar biasa pada tanaman, hewan dan manusia di kawasan Amerika Utara," kata Douglas Kenneth dari Universitas Oregon yang memimpin riset itu kepada AFP.

Penemuan itu nampaknya mendukung teori yang disampaikan pada 2007 bahwa beberapa komet yang menghantam Bumi memicu jaman es pada 1.300 tahun lalu, sehingga menyebabkan punahnya beberapa spesies hewan dan hancurnya budaya masyarakat Clovis pra-sejarah.

Orang Clovis hidup dari berburu dan berkumpul di kawasan yang kini adalah Amerika Serikat, Meksiko dan Amerika Tengah.

Puncak kejayaan manusia Clovis berlangsung pada 13.200 sampai 12.900 tahun sialm dan para ilmuwan menyatakan orang Clovis masuk ke Amerika Utara melalui "jembatan darat" dari Siberia.

Salah satu dari lapisan endapan kaya intan ditemukan para peneliti berada langsung di atas berbagai material Clovis pada situs di Murray Springs, Arizona, kata para peneliti.

Intan-intan berukuran nanometer itu dihasilkan pada suhu tinggi dan tekanan tinggi dari dampak kosmik yang telah ditemukan pada berbagai meteorit.

Lapisan yang penuh dengan debu intan juga ditemukan dalam penggalian pada lima situs lainnya, yakni Bull Creek, Oklahoma; Gainey, Michigan; dan Topper, South Carolina in Amerika Serikat dan Lake Hind, Manitoba; serta Chobot, Alberta di Kanada.

Intan-intan berukuran nano dapat dihasilkan di Bumi, namun hanya sebagai hasil ledakan dengan daya ledak tinggi dan penguapan kimia.

Read More......

Kamis, 08 Januari 2009

Techno

Awanto Pribowo, Pengolah Apel Afkiran Jadi Sumber Energi
Terinspirasi Helikopter Mainan Milik Keponakan

Buah apel tak hanya bisa diolah menjadi keripik, sari minuman, selai, atau jenang. Di tangan Awanto Pribowo, produk unggulan Kota Batu ini bisa disulap menjadi salah satu sumber energi alternatif meski yang dimanfaatkan hanyalah buah apel afkiran (sortiran).

Ahmad Yahya
-------------------------------------------
Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkugan Pemkot Batu tak membuat semangat Awanto Pribowo berhenti berusaha mengembangkan potensi daerahnya. Bowo - panggilan akrabnya - yang kini bertugas menjadi staf ekonomi pembangunan dan auditor di inspektorat Pemkot Batu, selain sebagai abdi negara, dia juga sibuk menguji coba beragam buah-buahan dan beberapa bahan lainnya menjadi sumber energi terbarukan.

Seperti halnya sore kemarin saat Radar bertamu ke rumahnya di Perumahan Puri Indah, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu. Bowo tampak sibuk mengotak-atik seperangkat alat destilasi (penyulingan). Sepulang dari kantor, Bowo mengutak-atik seperangkat alat mini hasil modifikasinya sendiri.

Dari peralatan sederhana dengan biaya sekitar Rp 1 juta tersebut Bowo bisa menghasilkan ethanol. Bahan yang dihasilkan itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Seperti bensin, cairan sterilisasi, campuran plitur, bahan tisu pembersih, dan sejumlah keperluan lainnya. Untuk bahan bakar jenis bensin, Bowo sudah seringkali menggunakannya menjadi campuran bahan bakar motor bebek miliknya.

Lokasi pembuatan ethanol dari apel milik Bowo bukan di tempat spesial. Bowo menjadikan salah satu bagian rumahnya menjadi ruang laboratorium terbuka. Bahkan, sama sekali tidak terlihat ruangan yang dipakainya itu untuk mengolah apel menjadi ethanol.

Ruangan itu baru terlihat menjadi pengolahan apel karena adanya peralatan destilasi dengan sejumlah tong dan beberapa tumpukan botol dalam kardus. "Sederhana bukan. Dengan begini saja sudah bisa membuat bensin kok. Apalagi kalau nanti sudah ada ruangan khusus," kata Bowo tersenyum.

Bahan bakar alternatif yang dihasilkannya memang belum banyak. Maklum, saat ini yang dimiliki hanya seperangkat destalasi mini hasil modifikasinya sendiri. Itu pun bisa dipindah-pindah. Selain tidak ada tempat, juga karena keterbatasan anggaran.

"Tujuan utama saya sebenarnya menyederhanakan teknologi," kata Arema kelahiran 19 Februari 1968 silam ini.

Selain apel, Bowo juga sudah bisa menghasilkan beragam ethanol dari bahan lainnya. Seperti blimbing, tomat, jagung manis, singkong, jahe, laso, kunir, kencur, dan serbuk kayu.

Latar belakang pendidikan Bowo sama sekali tidak ada kaitannya dengan teknologi terapan itu. Apalagi, selama pendidikan di perguruan tinggi, dia menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Unmer Malang. Dia memilih menekuni riset itu karena tergugah helikopter remote control yang bersumber energi ethanol.

Pada 1997 silam, dia melihat salah satu keluarganya sedang bermain-main dengan peralatan tersebut. Jarang yang memiliki karena selain sulit mencari bahan bakarnya, harganya juga mahal. Saat itu per liter ethanol Rp 15 ribu.

Padahal, untuk mencari ethanol juga tidak mudah, meski membuatnya tidak sulit. Merasa tertarik, Bowo pun berusaha mencari tahu pada Ruslan, salah satu pamannya yang pensiunan TNI AU.

Tak puas dengan ilmu yang diberikan Ruslan, Bowo pun berusaha mencari sendiri beberapa literatur buku. Seminggu sekali dia menyempatkan belajar di Perpustakaan Kota Malang. Jika tidak ada, dia juga mengakses internet.

Menguasai toeri itu bukan pekerjaan mudah dan cepat bagi Bowo. Bowo hampir menghabiskan waktu sekitar sebelas tahun sejak ketertarikannya menghasilkan ethanol hingga mengujicobanya pada motor. "Waktunya memang terbatas, makanya lama," katanya.

Apalagi, Bowo juga harus melakukan ujicoba berulangkali tanpa pendamping. Ia hanya mengandalkan buku, internet, dan kegagalannya menjadi guru. Terlebih lagi, pamannya Ruslan yang selalu diajak berdiskusi meninggal dunia.

Setelah berhasil mengotak-atik alatnya, Bowo pun berhasil membuat ethanol. Bahannya juga tak sulit mencarinya. Karena sangat banyak di kota asal Bowo bekerja, Batu.

Saat ini produk yang dihasilkan Bowo masih mahal. Sebab, energi yang dipakai mengolah masih bersumber dari listrik. Kondisi akan berbeda jika energi pengolah bersumber dari energi surya, angina, atau air. Saat ini pun Bowo sudah merancangnya.

Besarnya biaya itu bisa dilihat dari tagihan listrik di rumahnya. Rata-rata tagihan listrik per bulannya hanya Rp 60 ribu. Tapi, dengan kerap menggunakan peralatan destilasi, tagihannya membengkak menjadi Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu.

Sukses membuat ethanol tak langsung membuat Bowo berpuas diri. Sebab, saat ini dia hanya bisa menghasilkan sedikit. Bowo memiliki keinginan menghasilkan banyak ethanol dalam jumlah besar. Salah satunya dengan membuat pabrik. Selain bisa menghasilkan sumber energi alternatif, juga bisa menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar lingkungannya.

Namun, ia terkendala dengan keberadaan anggaran. Dia berharap agar pemerintah Kota Batu yang juga tempat dia mengabdi pada negara bisa memberikan perhatian. (*/war)

Read More......

Sabtu, 03 Januari 2009

Space-News

Hujan Meteor di Langit Pagi

JAKARTA, KAMIS - Bagi para pengamat langit, hujan meteor Gemini yang disertai penampilan bulan yang hampir purnama dianggap sebagai pertunjukkan meteor terindah sepanjang tahun. Namun bila kita jeli, pertunjukkan meteor yang tak kalah menarik akan segera tiba, meski Bulan tidak akan ikut tampil.

Bila Anda tertarik ingin menyaksikannya, catatlah tanggal ini, 3 Januari 2009, Sabtu dini hari. Tanggal itulah puncak hujan meteor Quadrantid - yang sulit diprediksi kedatangannya - akan terjadi. Bila pada saat itu langit cerah, maka penonton akan disuguhi satu atau dua hujan meteor setiap menit, satu atau dua jam sebelum fajar.

Quadrantid merupakan salah satu hujan meteor tahunan paling deras meski berlangsung singkat saja. Adolphe Quetelet dari Observatorium Brussel menemukan hujan meteor itu tahun 1830an, diikuti laporan-laporan astronom lain dari Eropa dan Amerika.

Hujan meteor itu kemudian dinamai berdasar gugusan bintang kuno Quadrans Muralis alias Dinding Quadrant, yang dilukiskan di atlas perbintangan abad 19 berada di antara ujung gugusan bintang Big Dipper (Ursa Major atau Beruang besar) dan kepala gugusan bintang Draco (Naga).

Meski bila terlihat, Quadrantid akan menjadi pertunjukkan elok, namun sayang hujan cahaya ini jarang terlihat karena pengaruh berbagai faktor. Puncak hujannya sendiri hanya berlangsung selama delapan jam (bandingkan dengan puncak hujan meteor Perseid di bulan Agustus yang berlangsung dua hari). Ini menunjukkan bahwa aliran partikel yang menghasilkan hujan meteor ini tak terlalu besar, mungkin hanya komet kecil saja.

Adapun sumber partikel Quadrantid telah lama menjadi teka-teki. Sampai kemudian Dr. Peter Jenniskens, seorang astronom di SETI Institute di Mountain View, California menemukan bahwa orbit 2003 EH1 - asteroid kecil yang ditemukan Maret 2003 - berada pada jalur hujan meteor. Ia yakin bahwa batu sepanjang 2 km itu merupakan sumber partikel Quadrantid, yang membara saat memasuki atmosfer Bumi. Beberapa orang menduga asteroid ini merupakan inti komet C/1490 Y1 yang hilang.

Karena waktu pertunjukkannya singkat dan tak menentu, tak heran bila hujan meteor Quadrantid tidak sepopuler hujan meteor tahunan lainnya. Meski demikian tak ada salahnya bila kita mencoba menengok langit Sabtu dini hari mendatang. Bila beruntung, nyala-nyala api dengan ekor panjang keperakan akan mempertunjukkan tariannya di langit yang cerah. Wow...

Read More......

Jumat, 02 Januari 2009

Hi-Tech

Mobil Listrik LIPI, "Jantungnya" Dipatenkan
Jumat, 2 Januari 2009 | 07:54 WIB
PERSOALAN transportasi yang sering dihadapi antara lain perlunya moda transportasi untuk area-area terbatas, seperti bandar udara, rumah sakit, atau kawasan wisata. Mobil atau motor konvensional dianggap tidak sesuai.

Selain ukurannya yang terlalu besar, mobil berbahan bakar premium menghasilkan gas buang sehingga dianggap tidak ramah lingkungan. Adapun motor memiliki kelemahan dari segi daya angkutnya.

Menghadapi kebutuhan ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui sejumlah riset yang dilakukan sejak 1995 berhasil menciptakan mobil listrik yang ramah lingkungan dan sangat sesuai daya angkutnya.

”Jantung” dari mobil listrik yang dinamai Marlip alias Marmut Listrik LIPI itu berupa sistem penggerak dengan sakelar mekanisme maju mundur (SM3) yang sudah didaftarkan patennya sejak enam tahun silam.

”Sakelar mekanisme maju mundur atau SM3 berhasil dirancang untuk menurunkan biaya sampai 10 persen, jika dibandingkan pada penggunaan beberapa solenoid yang lazim untuk sistem penggeraknya,” ujar Masrah, perancang Marlip pada Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI di Bandung.

Mudah perawatan

Solenoid merupakan komponen sistem induksi yang bekerja ketika mendapat aliran listrik dari sistem baterai, kemudian mendorong bekerjanya sistem penggerak pada motor. Pada pengembangan terakhir Marlip, Masrah memodifikasi mobil listriknya itu dengan satu solenoid saja, sedangkan fungsi tiga solenoid lainnya digantikan dengan SM3 yang lebih irit dan sedang dipatenkan.

SM3 merupakan sistem kerja manual pada mobil listrik Marlip. Mekanisme ini selain lebih irit juga lebih memudahkan perawatan bagi penggunanya. Ini cocok dengan tipikal masyarakat yang memiliki daya beli rendah, dilengkapi kinerja perawatan yang rendah pula.

Produksi Marlip antara tahun 2002 dan 2006 sudah dihasilkan delapan tipe untuk keperluan khusus, bukan untuk keperluan sarana transportasi di jalan umum. Ketentuan batas kecepatan maksimum untuk keperluan khusus itu di bawah 50 kilometer per jam.

”Modifikasi Marlip lebih lanjut bisa menghasilkan mobil listrik dengan kecepatan di atas 50 kilometer per jam atau menyamai sarana transportasi umum yang digunakan sekarang. Pengembangannya akan sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan investasi,” kata Masrah.

Investasi riset terhenti

Marlip dengan delapan tipe sekarang sudah dipasarkan untuk mobil patroli polisi, mobilisasi pasien di rumah sakit, mobil golf, dan juga untuk keperluan mobil wisata. Semuanya tanpa izin khusus dari kepolisian karena batas maksimum kecepatannya hanya 40 kilometer per jam.

Menurut Mochamad Ichwan, yang baru saja melepas jabatan struktural sebagai Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI, Marlip yang diproduksi dengan delapan tipe itu mencapai jumlah 100 unit lebih. Di antaranya tersebar di setiap kepolisian daerah di Indonesia.

”Asal usul meriset mobil listrik Marlip ini pada tahun 1995. Ide awal yang mengemuka saat itu untuk mencapai gagasan masa depan di bidang transportasi dengan menggunakan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan,” kata Ichwan.

Antara tahun 1995 dan 2000, hasil riset mobil listrik LIPI menghasilkan rancangan sistem penggerak. Sistem penggerak terus dimodifikasi hingga tahun 2002 didaftarkan patennya dengan salah satu klaim utama berupa SM3 dengan nama periset Masrah.

Ichwan mengakui, temuan sistem penggerak SM3 belumlah dapat disandingkan dengan teknologi mutakhir yang sudah diterapkan industri otomotif dunia yang lebih dulu mengarahkan produksi mobil masa depan ramah lingkungan. Namun, setidaknya Marlip dengan ”jantung” SM3 sebagai sistem penggerak yang lebih irit itu bisa menjadi embrio industri otomotif nasional yang bertumpu pada gagasan mobil hemat energi dan ramah lingkungan.

Untuk menuju komersialisasinya, menurut Ichwan, tidak ada jalan lain melalui pengembangan sebuah riset terus-menerus. Investasi riset pada tahap awal memang menjadi tanggungan pemerintah, hingga waktu tertentu selagi pihak swasta belum mampu melakukannya. Namun, sejak 2008 investasi riset untuk mobil listrik ini terhenti.

”Pengembangan riset sekarang diarahkan pada konversi (penggantian) atau konservasi (penghematan) bahan bakar berbagai peralatan seperti pada mesin diesel. Manfaatnya ke depan juga banyak mengingat bahan bakar minyak makin terbatas,” kata Ichwan.

Embrio industri

Optimisme yang dibangun Ichwan, supaya Marlip menjadi embrio industri otomotif dalam negeri memiliki banyak tantangan. Persaingan dengan industri otomotif internasional di era pasar bebas nanti sepertinya tidak memungkinkan, apalagi ketika melihat persoalan-persoalan mendasar di Indonesia, seperti pada pengurusan paten yang terlalu lama.

Menurut Masrah, tahapan paten Marlip pada 2009 untuk sosialisasi usulan klaim teknologi yang akan dipatenkannya. Selanjutnya, akan ditempuh uji substantif teknologi apa saja yang akan diklaim menjadi hak paten.

”Pada umumnya, paten bisa diperoleh dalam enam tahun,” ujar Masrah.

Lemahkan daya saing

Selain tantangan pada lambatnya pemrosesan paten, seperti dikatakan Ichwan, investasi riset mobil listrik yang terhenti sejak 2008 telah melemahkan daya saing Marlip. Padahal, dunia otomotif hemat energi dan ramah lingkungan sekarang terus berpacu.

Beberapa teknologi yang berkembang terkait dengan mobil listrik di dunia saat ini meliputi mobil listrik dengan baterai, mobil hibrid, mobil surya, dan mobil sel bahan bakar (fuel cell). Marlip tergolong mobil listrik yang tidak menempati posisi daya saing tinggi karena mekanisme pengisian listrik pada baterainya yang kurang fleksibel seperti pada mobil hibrid, mobil surya, atau mobil sel bahan bakar.

Kelebihan mobil hibrid dengan energi kinetik dari mesin yang digerakkan dengan bahan bakar minyak adalah bisa menyalurkan listrik langsung ke baterainya. Mobil sel surya dapat menyimpan listrik yang berhasil diubah dari sinar matahari. Kemudian mobil sel bahan bakar saat ini dipandang sebagai mobil masa depan yang paling diharapkan karena ramah lingkungan dan hemat energi dengan bahan bakar hidrogen.

Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Jan Sopaheluwakan menuturkan, Jepang dengan pengembangan teknologi mobil sel bahan bakarnya sekarang sudah menargetkan pada tahun 2015 akan menjadikan sebagai era mobil berbahan bakar hidrogen negaranya. Mobil-mobil yang diproduksi Jepang dan diekspor ke berbagai belahan dunia akan berubah menjadi mobil sel bahan bakar dengan bahan bakar hidrogen.

Terdapat dua alasan yang menjadikan hidrogen paling berpeluang untuk bahan bakar sarana transportasi ke depan, yaitu karena ramah lingkungan dengan limbah berupa air murni dan secara alamiah hidrogen sangat banyak tersedia. Gas hidrogen dapat diperoleh dengan proses elektrolisa atau mengaliri listrik ke dalam air. Cara ini tidak akan mengganggu keseimbangan alam.

Bagi Ichwan dan Masrah, mereka memahami betul kesulitan dan tantangan untuk menjadikan Marlip sebagai embrio industri di dalam negeri. Namun, mereka menandaskan, Marlip hanyalah pijakan awal untuk menuju berbagai modifikasi teknologi berikutnya, termasuk menjadikannya sebagai mobil berbahan bakar hidrogen.

Sesuatu yang sekarang jarang diingat dalam sebuah pengembangan industri adalah mendapatkan pijakan awal atau landasannya yang kuat. Dalam hal ini, Marlip menjadi suatu contoh landasan pengembangan teknologi transportasi masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Read More......