Asal Template

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger


Selasa, 16 Desember 2008

Inovasi Pembelajaran

Arie Susani, Juara I Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat Jatim
Siswa Tak Perlu Artikan Kata per Kata

Sebagai seorang guru bahasa Inggris, Arie menilai siswa SMP masih banyak yang membaca teks bahasa Inggris dengan menerjemahkan kata satu demi satu. Padahal, tidak semua teks harus dibaca demikian. Arie pun menciptakan strategi balapan membaca (reading race) untuk mengurangi kebiasaan itu.
Arie memperlihatkan empat lembar teks bahasa Inggris yang ditulis di kertas berwarna. Teks itu singkat, terdiri hanya tiga paragraf. Jenis tulisannya menceritakan kejadian yang telah berlalu. Ada yang bercerita pengalaman menunggu teman, pengalaman kurang menyenangkan, dan pengalaman ikut kerja bakti. "Ini yang kami gunakan sebagai alat bantu untuk reading race atau balapan membaca. Teksnya bisa diganti-ganti, terserah guru," kata guru Bahasa Inggris SMPN 3 Malang ini, kemarin.

Dalam praktik pembelajaran bahasa Inggris, empat teks tersebut diperbanyak masing-masing empat buah. Enam belas teks tersebut kemudian ditempel di empat penjuru kelas. Depan, belakang, kanan dan kiri. Siswa harus beranjak dari tempat duduknya kalau ingin membacanya.

Siswa kemudian ditugasi membaca dengan cepat empat jenis teks tersebut. Siswa berdiri seperti membaca majalah dinding. Masing-masing siswa diberi waktu 15 menit untuk membaca dalam hati. Setelah itu, mereka membentuk kelompok dan diberi waktu 10 menit untuk menjawab 16 pertanyaan.

Setelah itu, mereka memaparkan jawabannya per kelompok. Ada tahapan skoring dan adu cepat menjawab pertanyaan itu. Lalu dilanjutkan membaca sekali lagi dalam waktu 5 menit untuk kemudian menceritakan kembali isi teks tersebut. Semuanya dilakukan mirip lomba. "Seperti cerdas cermat begitu. Tetapi mpdel kelompok," kata guru kelahiran Malang 42 tahun lalu ini.

Meski terlihat sederhana, metode membaca cepat itu dinobatkan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Jatim sebagai juara pertama inovasi pembelajaran bahasa Inggris. Strategi yang diciptakan Arie tersebut dianggap inovatif. Sebab, bisa meningkatkan scanning skill siswa dalam membaca sebuah teks bahasa Inggris. Istilah scanning skill dalam membaca teks bahasa Inggris bisa dianalogkan seperti membaca kamus. Tidak mungkin dibaca semua, melainkan dibaca dan dicari yang perlu saja. "Scanning skill itu begitu. Dibaca cepat dan tidak harus semua kata diartikan satu-satu. Diambil saja inti dan maksud dari tulisan itu," ungkap lulusan S-1 Bahasa Inggris IKIP Budi Utomo ini.

Menurut Arie, pelajaran membaca bahasa Inggris di sekolah-sekolah rata-rata tidak memisahkan antara membaca cepat (sering disebut scanning) dengan membaca cermat. Semua teks disamaratakan cara membacanya, yakni dengan cermat.

Padahal, kata Arie, untuk membaca tulisan bahasa Inggris tidak semuanya harus cermat. Ada banyak jenis teks bahasa Inggris yang hanya perlu dibaca cepat. Misalnya koran, brosur, cerita pendek, daftar belanja, mencari nomor telepon. "Kami melatih cara membaca cepat, namun tetap mengerti isi pokok pikiran setiap paragraf dari teks," ungkap mantan guru bahasa Inggris SMPN 7 Kota Malang ini.

Membaca cepat itu juga untuk melatih siswa dalam menjawab soal reading dalam ujian nasional (UN). Dengan waktu yang cukup mepet, siswa tidak mungkin membaca kata per kata. Mereka harus cepat namun langsung paham isinya. "Kalau dibaca satu demi satu ( kata per kata) bisa habis waktunya," katanya.

Dalam metode yang dia ciptakan, ada tiga manfaat lain yang bakal dirasakan siswa. Yakni, melatih kerja tim, meningkatkan kemampuan menceritakan kembali, dan mengikuti pelajaran dengan lebih menyenangkan. "Kalau hanya diberi teks atau buku lalu dibaca dan jawab pertanyaan, siswa sudah bosan," katanya.

Apakah siswa harus diberi empat teks sekaligus? Arie mengatakan tidak. Itu tergantung dari kemampuan mengingat dan kecerdasan siswa. Kalau siswa yang super, bisa diberi lebih dari empat teks. Kalau kemampuannya di bawah rata-rata, satu teks saja juga boleh. "Kebetulan kami coba di kelas akselerasi. Jadi kami buatkan empat teks sekaligus. Bisa dikurangi atau ditambah. Terserah guru," ungkapnya.

Ditambahkan, siswa cukup menerima dengan metode tersebut. Siswa yang dijadikan contoh penerapan metode tersebut menjadi paham bahwa membaca bahasa Inggris ada strateginya. Tergantung dari jenis bacaannya.

Selain itu, mereka juga merasa tertantang karena harus mengingat puluhan bahkan ratusan kosakata dalam empat teks tersebut. Kalau teks setiap pelajaran reading diganti, maka siswa bisa mengingat banyak teks. "Mereka juga jadi tambah heboh dalam kerja sama. Soalnya kan masing-masing mencoba menuangkan ingatannya dalam menjawab pertanyaan kelompok," kata mantan guru bahasa Indonesia di Australia ini.

Mulai kemarin, strategi meningkatkan kemampuan reading siswa itu telah ditularkan kepada guru-guru bahasa Inggris SMP se-Kota Malang. Arie berharap metode sederhana itu membantu guru dan murid. Sehingga penguasaan bahasa Inggris siswa bisa naik di atas rata-rata.

Tidak ada komentar: