Asal Template

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger


Jumat, 19 Desember 2008

Negara Kaya Miskin Internet

Negara Kaya Miskin Internet
Siapa yang menyangkal Arab Saudi negeri yang kaya raya. Ketika negara adikuasa ekonominya berantakan, Arab Saudi tak bergoyang. Negeri ini bahkan setiap tahun bisa mengeruk devisa dari jutaan jamaah haji sedunia. Semua tersedia di tanah kelahiran Rasulullah ini.

Namun di negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur ini tidak dimanjakan dengan kemajuan teknologi, khususnya akses internet untuk umum. Makkah dan Madinah bagai kota kaya yang miskin internet. Jika di Kota Malang internet menjamur di mana-mana, di dua tanah haram ini jangan harap bisa mudah mencari internet.

Di Makkah dan Madinah internet sengaja tidak dibiarkan menjamur. Toh internet juga tidak selamanya positif bagi penggunanya. ''Ini kan tanah rasul, jadi sejauh mungkin menghindari hal-hal negatif,'' ujar Sofi'i, seorang mukimin asal Indonesia.

Dengan kondisi seperti itu tak heran jika sudah enam hari di Madinah, saya belum menemukan internet di sekitar Masjid Nabawi. Hanya ada satu lokasi yang memasang jaringan wifi. Yakni di Hotel Hilton Madinah. Namun untuk bisa akses, harus tinggal di hotel bintang 5 itu.

Ngemper di pinggir hotel sebenarnya bisa, tapi pada saat musim haji, bagian lorong hotel tersebut sudah dihuni PKL. Lagi pula, untuk bisa koneksi internet harus memiliki password atau akses internet pasca-bayar yang dikeluarkan providernya.

Ini yang membuat jamaah tak bisa mengikuti perkembangan berita di tanah air. Di Makkah masih mending karena di Aziziyah ada dua warnet yang buka 24 jam. Kecuali saat azan pasti tutup, usai salat buka lagi.

Ada dua cara ngenet di Aziziyah ini. Satu tempat menggunakan kartu khusus pulsa seharga 10 riyal (Rp 34 ribu) per jam. Ada juga yang langsung di-timer satu jam bayar ke kasir 10 riyal. Kalau mau lama ya tinggal menyesuaikan dengan kantong kita.

Mukimin sendiri sering kesulitan menggunakan teknologi ini. Namun Sulhan, mukimin asal Pamekasan ini beruntung karena tetangganya orang Arab memasnag wifi. ''Saya bisa pakai internet sepuasnya,'' kata pria yang juga mutowif ini.

Tapi bagi pendatang seperti jamaah haji bisa ngenet dengan HP yang sudah di-setting oleh operator. Namun harga kartu perdananya 200 riyal (Rp 680 ribu). Selain kartu ini, masih ada Zein yang lebih murah karena ada bonusnya. Untuk SMS per 2.000 karakter hanya sekitar 8 riyal. Ini jauh lebih murah ketimbang ke warnet. Apalagi kadang computer yang disewakan speednya menjengkelkan. (*)

Tidak ada komentar: